Status Rilisan

       
   

Ikuti

Minggu, 30 April 2017

Proyek Alutsista Strategis Kapal Selam Dimulai


Tanpa banyak publikasi minggu-minggu TNI sedang memulai sebuah proyek alutsista strategis berupa pembangunan kapal selam modern di galangan kapal PT PAL Surabaya.  Proyek alutsista strategis ini adalah bagian dari pola kerjasama pembuatan kapal selam untuk TNI AL yang sudah dimulai sejak tahun 2013. Indonesia dan Korsel menandatangani proyek pembuatan kapal selam jenis Changbogo dengan model transfer teknologi. Kerjasama pembangunan tiga kapal selam senilai US $ 1,1 milyar itu dua diantaranya dibuat di Korsel dan satu lagi di PT PAL Surabaya.

Dalam proses pembuatan dua kapal selam canggih di Korsel seratusan insinyur kita diberangkatkan kesana untuk menimba ilmu teknologi terapan kemudian di pembuatan kapal selam yang ketiga yang modul-modulnya sudah dikirim dari Korsel, dimulailah pengerjaan pembuatan kapal selam ketiga di PAL Surabaya. Inilah yang disebut tonggak monumental itu yang tanpa publikasi luas sedang dimulai di salah satu infrastruktur galangan kapal selam yang baru selesai dibangun di Surabaya.

Sementara itu kapal selam pertama yang dibuat di Korsel direncanakan akan tiba di Indonesia bulan April 2017 nanti sudah dalam kondisi siap pakai dan operasional.  Kapal selam kedua diharapkan datang akhir tahun ini. Dengan kedatangan kedua kapal selam ini maka rasa sesak nafas karena selama ini hanya memiliki dua kapal selam usia lanjut bisa sedikit bernafas lega.  Apalagi jika kapal selam ketiga dan seterusnya siap pakai dan siap operasional.


TNI menyambut gembira dengan cuaca industri pertahanan nasional kita yang saat ini sedang bersinar terang. PT PAL adalah salah satu bintang di industri pertahanan kita karena dalam kurun waktu satu dekade ini telah mencapai prestasi memuaskan untuk memenuhi kebutuhan alutsista kita. Sebut saja pembuatan kapal cepat rudal, kapal jenis LPD (Landing Plattform Dock), kapal jenis perusak kawal rudal PKR10514 dan yang terakhir adalah memulai pembangunan kapal selam canggih. Lengkap sudah, mulai dari kapal perang permukaan berbagai jenis sampai kapal perang bawah air.

Kapal selam yang sedang kita bangunkembangkan ini adalah bagian dari pemenuhan kebutuhan untuk militer kita yang sedang membangun kekuatan di segala matra. Kita masih membutuhkan sedikitnya 12 kapal selam untuk mengawal perairan kita yang strategis yang dikenal dengan ALKI termasuk mengawal selat-selat strategis di seluruh penjuru tanah air.  Dengan memiliki minimal 12 kapal selam diniscayakan akan tumbuh rasa segan pihak luar untuk melecehkan teritori kita.  Nilai tambah dari pembangunan kapal selam buatan sendiri adalah kerahasiaan format dan formula teknologi yang diinfrastrukturkan dalam bangunan kapal selam modern. Kapal selam adalah alat pemukul bawah air yang paling ditakuti karena kesenyapannya dan kerahasiaannya.

Meski dalam pembangunan kapal selam ketiga ini masih dalam pola merakit dan menyusun ulang dengan supervisi ketat Korsel namun langkah ini adalah untuk membangun rasa percaya diri bahwa pada saatnya kita mampu membuat kapal selam keempat dan seterusnya dengan semangat kemandirian dan bangga dengan kemampuan sendiri.  Sama halnya ketika kita mendapat ilmu transfer teknologi kapal perang jenis LPD dari Korsel, pada kapal perang ketiga dan keempat kita bisa bangun sendiri. Bahkan dengan Filipina kita sudah mampu mengekspor 2 kapal perang LPD ini.

Apa sih kunci dari pengembangan industri pertahanan strategis ini ? Kuncinya bernama amanah, istiqomah dan fathonah. Amanahnya berniat dan bertekad untuk membangun kekuatan pertahanan dengan industri pertahanan dalam negeri. Istiqomahnya adalah konsistensi, jadi walaupun berganti rezim program inhan tetap berlanjut. Contohnya pembangunan kapal selam ini, juga proyek jet tempur IFX dengan Korsel dan proyek tank medium dengan Turki. Jika amanah dan istiqomah tadi terus dipegang teguh maka dipastikan industri pertahanan kita  akan menjadi fathonah, cerdas, pintar dan memiliki kemampuan teknologi setara dengan teknologi pertahanan negara lain.

Itulah sebabnya pengambil keputusan di Kemhan sangat diharapkan menjunjung nilai-nilai amanah, istiqomah dan fathonah ini agar industri pertahanan kita maju dan kebutuhan alutsista untuk militer kita sebagian besar bisa dipenuhi dari diri sendiri.  Godaan di Kemhan sangat banyak, mulai dari bujuk rayu, bujuk komisi, bujuk fasilitas, pura-pura baik, sksd (sok kenal sok dekat) dan sebagainya.  Ini sebuah hal yang biasa dalam rimba bisnis di dunia ini. Apalagi Kemhan pemilik anggaran terbesar tentu banyak “gadis-gadis rambut sebahu” yang menggoda agar jatuh kepelukannya.

Sudah banyak yang dicapai oleh industri pertahanan kita selama lima tahun terakhir ini. Kita sudah bisa membuat Roket dengan jarak tembak 100 km, produksi panser Anoa sudah mencapai 350 unit, sebentar lagi panser Badak dan tank medium. Belum lagi produk senjata perorangan, kendaraan taktis, bahan peledak, seragam pasukan dan lain-lain.

Sejatinya proyek kapal selam ini adalah proyek bergengsi bernilai strategis.  Jika kita mampu melewati tahapan kritis dengan pembuatan kapal selam ketiga ini dengan semangat amanah, istiqomah dan fathonah maka proyek kapal selam keempat dan seterusnya akan menjadi kebanggaan yang membungakan. Kemhan adalah harapan kita bersama, kita percayakan semua proyek strategis ini pada pengambil keputusan di Kementerian ini. Jangan sampai terjadi seperti yang dialami “Klewang Class” begitu hampir selesai terkena musibah terbakar habis.

Sangat dimungkinkan banyak pihak yang akan menghambat proyek teknologi tinggi ini. Bisa jadi pihak asing yang merasa akan tersaingi dan terganggu.  Bisa jadi jadi pihak kita sendiri yang merasa orderannya tidak dapat menembus pasar. Maka sterilisasi proses pembuatan sangat diperlukan, supervisi ketat, karyawan disaring ketat, monitoring ketat, disiplin ketat termasuk menjaga infrastruktur galangan kapal selam sepanjang waktu. Tentu tak lupa berdoa kepada Sang Khalik semoga proyek strategis ini bisa berlangsung aman, nyaman dan memuaskan.  Mudah-mudahan Allah meridhoinya.****Jagarin Pane / 20 Maret 2017

#Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Gunadarma

Tidak ada komentar:
Write komentar