Status Rilisan

       
   

Ikuti

Minggu, 15 Januari 2017

Hewan Langka di indonesia

Hewan Langka di Indonesia Diambang Ancaman Kepunahan!


Hewan langka di Indonesia adalah jenis hewan yang seluruhnya termasuk kategori terancam punah. Berikut adalah jenis-jenis hewan yang termasuk sangat langka di Indonesia!
Hewan langka di Indonesia terdiri dari berbagai kelompok satwa dan spesies. Mulai dari primata, aves (burung), hingga herpetofauna atau kelompok satwa amfibi reptil. Demikian pula, berbagai satwa langka ini juga tersebar di berbagai provinsi, mulai dari Sabang sampai Merauke. Merekapun tersebar atau memiliki habitat di berbagai ekosistem yang ada di Indonesia, mulai dari ekosistem pegunung, hutan, laut, rawa gambut.
Hewan Langka di Indonesia, Apa Penyebabnya?
Hewan langka di Indonesia dapat terjadi karena disebabkan oleh dua faktor. Faktor pertama yaitu karena proses evolusi atau alami. Artinya, suatu jenis hewan menjadi langka karena penyebarannya terbatas, hanya di suatu daerah tertentu. Kedua, satwa menjadi langka karena tingkat pemanfaatanya dilakukan secara massif, tanpa prinsip berkelanjutan.
Hewan langka di Indonesia yang tercipta dan hidup karena proses evolusi, misalnya saja salah satu jenis kura-kura Indonesia yaitu Baning Emas Sulawesi (Leucochepalon yuwonoi). Satwa jenis reptil ini hanya dapat ditemukan di Sulawesi bagian utara, sangat terbatas. Sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia terkenal sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Hal ini karena Indonesia banyak memiliki jenis satwa liar atau tumbuhan dibandingkan negara lainnya. Bahkan sebagiannya adalah endemik alias hanya berada di Indonesia, tidak ditemukan di tempat lain. Dari berbagai satwa endemik Indonesia tersebut, sebagiannya malahan adalah endemik di daerah-daerah tertentu saja. Tingkat endemik suatu daerah atau Negara akan berbanding lurus dengan tingkat kekayaan satwa yang dikategorikan langka.
Binatang langka Indonesia menjadi ada, sebagian, bukan semata-mata karena proses evolusi atau secara alami. Namun, kelangkaan tersebut disebabkan oleh tingkat pemanfaatan yang tidak berkelanjutan atau kehilangan habitat atau kerusakan lingkungan hidup. Beberapa hewan yang dulunya tersebar luas, dapat ditemukan dimana-mana, tiba menjadi langka karena terus diburu, dimanfaatkan.
Hewan langka di Indonesia, sebagiannya disebabkan oleh manusia
Contoh kasus binatang menjadi langka karena perburuan misalnya saja Penyu Hijau atau Tuntong Laut. Dahulu, populasi Penyu Hijau dapat ditemukan hamper di seluruh perairan Indonesia. Demikian pula populasi Tuntong Laut, tersebar di nyaris sepanjang pantai timur Sumatera dan Kalimantan bagian barat. Namun, masyarakat secara turun temurun memanen atau mengambil telur kedua spesies ini setiap musim bertelur. Sehingga, tidak terjadi proses regenerasi alami di habitatnya. Putusnya regenerasi alami tersebut membuat kedua spesies mulai menghilang dari daerah yang secara sejarah menjadi habitat alaminya. Menurut beberapa penelitian (Mistar, 2013; Kholis, 2010; Guntoro, 2010), spesies Tuntong Laut (Callagur / Batagur borneoensis) kini hanya tersisa di Langkat dan Aceh Tamiang. Hewan yang dahulu tidak langka, kini menjadi langka dan terbatas penyebarannya.
Banyak satwa langka yang hidup di Indonesia, justru memiliki status ancaman kepunahan yang tinggi atau di ambang kepunahan. Dengan demikian, adanya hewan berkategori langka, tidak secara otomatis menjadi berkah bagi suatu Negara atau daerah. Bahkan, menjadi peringatan bahwa ada kesalahan pengelolaan dan bahaya kepunahan. Jika tidak dilakukan upaya pelestarian segera mungkin, maka kelangkaan tersebut dapat berujung kepunahan. Dunia telah banyak mengalami kehilangan spesies yang sebelumnya berlimpah kemudian menjadi hewan punah. Bahkan, beberapa di antaranya adalah dari Indonesia seperti Harimau Jawa. Oleh karena itu, daftar jenis hewan langka di artikel ini, bukanlah sekedar menjadi sebuah kebangaan. Namun, sebuah peringatan bahwa berbagai spesies berikut dapat saja punah jika.
Jenis Satwa Langka Indonesia
Jenis satwa langka yang termasuk di dalam daftar ini hanyalah sebagian saja. Daftar berikut hanya berfungsi sebagai pengenal semata, tidak menunjukkan urutan dari yang terpenting hingga kurang penting. Sesungguhnya, terdapat berbagai spesies lain yang masuk ke dalam kategori langka atau jarang, serta tidak kalah penting.
Badak Sumatera
Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) adalah salah satu dari berbagai jenis badak di dunia. Satwa ini merupakan satu-satunya badak Asia yang bertanduk dua. Bahkan, ia merupakan jenis badak terkecil di dunia. Mereka hidup di wilayah hutan pegunungan lebat di Indonesia, Malaysia, Indonesia. Tubuhnya seperti ditutupi bulu. Bulu ini berfungsi seperti menjadi tempat untuk melengketkan lumpur di tubuhnya sehingga menjaga suhu tubuh mereka tetap dingin. Lumpur di badan Badak juga berfungsi melindungi mereka dari gangguan serangga.




Badak Sumatera. (Foto: britannica.com)
Badak Sumatera merupakan salah satu badak yang paling langka di dunia. Menurut WWF, populasi liar mereka diperkirakan hanya sebesar 220-275 individu. Mereka terancam punah karena diburu untuk diambil tanduknya.
Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)
Badak Jawa atau badak bercula satu merupakan jenis badak langka lainnya yang hidup di Indonesia, selain Badak Sumatera. Spesies ini hanya ditemukan di Jawa atua endemic Pulau Jawa. Populasi liar mereka menyusut dari waktu ke waktu. Badak Jawa memiliki kesulitan untuk bereproduksi. Umur mereka dipekirakan sampai 80 tahun.


Badak Jawa. (Foto: rhinoworlds.com)
Anoa
Anoa dikenal sebagai jenis sapi terkecil. Anoa seperti kerbau cebol yang hidup hutan Sulawasi. Mereka yang tinggal di dataran rendah dan tinggi. Karena itu dikenal terdiri dari 2 spesies berbeda yaitu Anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan Anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis). Menurut perkiraan, populai liar mereka hanya sekitar 2500 individu dewasa menurut IUCN. Beberapa masyarakat lokal memburu mereka untuk diambil dagingnya dan dimakan. Anoa dewasa mampu berlari cukup cepat hingga sekitar 10km per jam. Mereka memiliki beberapa tanduk tajam yang berfungsi untuk melindungi mereka dari serangan predator.



Anoa. (Foto: flickr.com)
Sebagian satwa langka Indonesia adalah endemik
Paedocypris progenetica
Ikan ini merupakan spesies ikan terkecil di dunia. Ia hanya dapat ditemukan di rawa gambut di Sumatera, Indonesia. Ini adalah ikan yang dikenal terkecil di dunia dengan betina mencapai ukuran maksimum 10,3 mm, jantan 9,8 mm. Satu-satunya spesimen dewasa betina yang ditemukan memiliki panjang hanya 7,9 mm. Karena ukurannya yang superkecil, ia memegang rekor sebagai vertebrata terkecil hingga tahun 2012 dimana katak Paedophryne amauensis secara resmi dideskripsikan pada Januari 2012.

Paedocypris progenetica. (Foto: wie-gross.com)
Kera Hantu
Kera hantu atau dikenal pula sebagai Monyet Hantu merupakan salah satu primate terkecil. Memiliki nama latin Tarsius tarsier. Tubuhnya berwarna coklat-kemerahan dengan kulit abu-abu, mata besar dan sepasang telinga yang unik nan lucu. Spesies Tarsiun hanya dapat ditemukan di hutan di Sulawesi Indonesia. Memiliki status vulnerable atau rentan menurut IUCN. Populasi spesies ini terfragmentasi di beberapa lokasi. Menurut perkiraan Merker (2003), populasi mereka di Taman Nasional Lore Lindu sekitar 270 / km2 di hutan yang tidak terganggu, 190 / km2 di hutan yang sedikit terganggu. Sedangkan untuk hutan yang memiliki gangguan moderat dan sangat terganggu adalah 130 / km2 dan 45 / km2. Foto spesies ini seperti terlampir pada foto judul artikel ini.
Maleo (Macrocephalon maleo)

Burung Maleo. (Foto: sandeshkadur.com)
Maleo adalah adalah salah satu jenis burung endemik pulau Sulawesi. Burung Maleo adalah satu-satunya anggota dari genus monotypic Macrocephalo. Mereka hanya dapat ditemukan di dataran rendah dan hutan perbukitan di Sulawesi. Spesies ini merupakan salah satu jenis hewan dilindungi di Indonesia menurut Peraturan Menteri Kehutanan No 7 Tahun 1999.
Tuntong Sungai (Batagur affinis)
Tuntong sungai merupakan salah satu spesies kura-kura akuatik Indonesia. Sebelumnya, spesies ini dikenal sebagai Batagur baska. Namun, penelitian Praschag et al. (2009), mengkonfirmasi bahwa kura-kura yang sebelumnya dikenal di Indonesia sebagai Batagur baska, ternyata adalah Batagur affinis. Bahkan, Batagur affinis ini terdiri dari dua spesies. B. affinis edwardmolli merupakan sub species yang tersebar di timur semenanjung Malaysia. Sedangkan B. a. affinis merupakan sub spesies yang ditemukan di pantai barat Malaysia dan Sumatera. Tuntong Sungai merupakan salah satu spesies dilindungi menurut PP No 7 Tahun 1999.

Tuntong Sungai (Foto: wrscomsg.wordpress.com)
Namun, Tuntong Laut, jenis kura-kura bakau lainnya yang memiliki habitat yang sama dengan Tuntong Sungai, belum dimasukkan ke dalam PP Nomor 7 Tahun 1999. Padahal, populasinya juga sudah sangat terbatas di Langkat (tidak ada catatan perteluran regular di pantai) dan Aceh Tamiang (Mistar et all, 2012). Bahkan spesies Tuntong Laut (Batagur borneoensis), bersama spesies Tuntong Sungai, memiliki prioritas Sangat Tinggi dalam Permenhut 57/Menhut-II/2008 tentang Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional 2008-2018.
Sumber : Sumber

Tidak ada komentar:
Write komentar