Hewan Langka di Indonesia Diambang Ancaman Kepunahan!
Hewan langka di
Indonesia adalah jenis hewan yang seluruhnya
termasuk kategori terancam punah. Berikut adalah jenis-jenis hewan yang
termasuk sangat langka di Indonesia!
Hewan langka di
Indonesia terdiri dari berbagai kelompok satwa dan spesies. Mulai dari primata,
aves (burung), hingga herpetofauna atau kelompok satwa amfibi reptil. Demikian
pula, berbagai satwa langka ini juga tersebar di berbagai provinsi, mulai dari Sabang
sampai Merauke. Merekapun tersebar atau memiliki habitat di berbagai ekosistem
yang ada di Indonesia, mulai dari ekosistem pegunung, hutan, laut, rawa gambut.
Hewan Langka di Indonesia, Apa
Penyebabnya?
Hewan langka di
Indonesia dapat terjadi karena disebabkan oleh dua faktor. Faktor pertama yaitu
karena proses evolusi atau alami. Artinya, suatu jenis hewan menjadi langka
karena penyebarannya terbatas, hanya di suatu daerah tertentu. Kedua, satwa
menjadi langka karena tingkat pemanfaatanya dilakukan secara massif, tanpa
prinsip berkelanjutan.
Hewan langka di Indonesia yang tercipta
dan hidup karena proses evolusi, misalnya saja salah satu jenis kura-kura Indonesia yaitu Baning Emas Sulawesi
(Leucochepalon yuwonoi). Satwa jenis reptil ini hanya dapat
ditemukan di Sulawesi bagian utara, sangat terbatas. Sebagaimana kita ketahui
bahwa Indonesia terkenal sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia.
Hal ini karena Indonesia banyak memiliki jenis satwa liar atau tumbuhan
dibandingkan negara lainnya. Bahkan sebagiannya adalah endemik alias hanya
berada di Indonesia, tidak ditemukan di tempat lain. Dari berbagai satwa
endemik Indonesia tersebut, sebagiannya malahan adalah endemik di daerah-daerah
tertentu saja. Tingkat endemik suatu daerah atau Negara akan berbanding lurus
dengan tingkat kekayaan satwa yang dikategorikan langka.
Binatang langka Indonesia menjadi ada,
sebagian, bukan semata-mata karena proses evolusi atau secara alami. Namun,
kelangkaan tersebut disebabkan oleh tingkat pemanfaatan yang tidak
berkelanjutan atau kehilangan habitat atau kerusakan lingkungan hidup. Beberapa hewan yang
dulunya tersebar luas, dapat ditemukan dimana-mana, tiba menjadi langka karena
terus diburu, dimanfaatkan.
Hewan langka di
Indonesia, sebagiannya disebabkan oleh manusia
Contoh kasus binatang menjadi langka
karena perburuan misalnya saja Penyu Hijau atau Tuntong Laut. Dahulu, populasi
Penyu Hijau dapat ditemukan hamper di seluruh perairan Indonesia. Demikian pula
populasi Tuntong Laut, tersebar di nyaris sepanjang pantai timur Sumatera dan
Kalimantan bagian barat. Namun, masyarakat secara turun temurun memanen atau
mengambil telur kedua spesies ini setiap musim bertelur. Sehingga, tidak
terjadi proses regenerasi alami di habitatnya. Putusnya regenerasi alami
tersebut membuat kedua spesies mulai menghilang dari daerah yang secara sejarah
menjadi habitat alaminya. Menurut beberapa penelitian (Mistar, 2013; Kholis,
2010; Guntoro, 2010), spesies Tuntong Laut (Callagur / Batagur borneoensis) kini hanya tersisa
di Langkat dan Aceh Tamiang. Hewan yang dahulu tidak langka, kini menjadi
langka dan terbatas penyebarannya.
Banyak satwa langka yang hidup di
Indonesia, justru memiliki status ancaman kepunahan yang tinggi atau di ambang
kepunahan. Dengan demikian, adanya hewan berkategori langka, tidak secara
otomatis menjadi berkah bagi suatu Negara atau daerah. Bahkan, menjadi
peringatan bahwa ada kesalahan pengelolaan dan bahaya kepunahan. Jika tidak
dilakukan upaya pelestarian segera mungkin, maka kelangkaan tersebut dapat
berujung kepunahan. Dunia telah banyak mengalami kehilangan spesies yang
sebelumnya berlimpah kemudian menjadi hewan punah. Bahkan, beberapa di antaranya adalah dari Indonesia
seperti Harimau Jawa. Oleh karena itu, daftar jenis hewan langka di artikel
ini, bukanlah sekedar menjadi sebuah kebangaan. Namun, sebuah peringatan bahwa
berbagai spesies berikut dapat saja punah jika.
Jenis Satwa Langka Indonesia
Jenis satwa langka yang
termasuk di dalam daftar ini hanyalah sebagian saja. Daftar berikut hanya
berfungsi sebagai pengenal semata, tidak menunjukkan urutan dari yang
terpenting hingga kurang penting. Sesungguhnya, terdapat berbagai spesies lain
yang masuk ke dalam kategori langka atau jarang, serta tidak kalah penting.
Badak Sumatera
Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) adalah salah satu dari berbagai jenis badak di dunia. Satwa ini merupakan satu-satunya
badak Asia yang bertanduk dua. Bahkan, ia merupakan jenis badak terkecil di
dunia. Mereka hidup di wilayah hutan pegunungan lebat di Indonesia, Malaysia,
Indonesia. Tubuhnya seperti ditutupi bulu. Bulu ini berfungsi seperti menjadi
tempat untuk melengketkan lumpur di tubuhnya sehingga menjaga suhu tubuh mereka
tetap dingin. Lumpur di badan Badak juga berfungsi melindungi mereka dari
gangguan serangga.
Badak Sumatera. (Foto: britannica.com)
Badak Sumatera
merupakan salah satu badak yang paling langka di dunia. Menurut WWF, populasi
liar mereka diperkirakan hanya sebesar 220-275 individu. Mereka terancam punah
karena diburu untuk diambil tanduknya.
Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)
Badak Jawa atau badak
bercula satu merupakan jenis badak langka lainnya yang hidup di Indonesia,
selain Badak Sumatera. Spesies ini hanya ditemukan di Jawa atua endemic Pulau
Jawa. Populasi liar mereka menyusut dari waktu ke waktu. Badak Jawa memiliki
kesulitan untuk bereproduksi. Umur mereka dipekirakan sampai 80 tahun.
Badak Jawa. (Foto: rhinoworlds.com)
Anoa
Anoa dikenal sebagai jenis sapi
terkecil. Anoa seperti kerbau cebol yang hidup hutan Sulawasi. Mereka yang
tinggal di dataran rendah dan tinggi. Karena itu dikenal terdiri dari 2 spesies
berbeda yaitu Anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan Anoa dataran
rendah (Bubalus depressicornis). Menurut perkiraan,
populai liar mereka hanya sekitar 2500 individu dewasa menurut IUCN. Beberapa masyarakat lokal memburu mereka untuk diambil dagingnya
dan dimakan. Anoa dewasa mampu berlari cukup cepat hingga sekitar 10km per jam.
Mereka memiliki beberapa tanduk tajam yang berfungsi untuk melindungi mereka
dari serangan predator.
Anoa. (Foto: flickr.com)
Sebagian satwa
langka Indonesia adalah endemik
Paedocypris
progenetica
Ikan ini merupakan
spesies ikan terkecil di dunia. Ia hanya dapat ditemukan di rawa gambut di
Sumatera, Indonesia. Ini adalah ikan yang dikenal terkecil di dunia dengan
betina mencapai ukuran maksimum 10,3 mm, jantan 9,8 mm. Satu-satunya spesimen
dewasa betina yang ditemukan memiliki panjang hanya 7,9 mm. Karena ukurannya
yang superkecil, ia memegang rekor sebagai vertebrata terkecil hingga tahun
2012 dimana katak Paedophryne amauensis secara resmi dideskripsikan pada
Januari 2012.
Paedocypris progenetica. (Foto:
wie-gross.com)
Kera Hantu
Kera hantu atau dikenal pula sebagai
Monyet Hantu merupakan salah satu primate terkecil. Memiliki nama latin Tarsius tarsier. Tubuhnya berwarna
coklat-kemerahan dengan kulit abu-abu, mata besar dan sepasang telinga yang
unik nan lucu. Spesies Tarsiun hanya dapat ditemukan di hutan di Sulawesi
Indonesia. Memiliki status vulnerable atau rentan menurut IUCN. Populasi
spesies ini terfragmentasi di beberapa lokasi. Menurut perkiraan Merker (2003),
populasi mereka di Taman Nasional Lore Lindu sekitar 270 / km2 di hutan yang
tidak terganggu, 190 / km2 di hutan yang sedikit terganggu. Sedangkan untuk
hutan yang memiliki gangguan moderat dan sangat terganggu adalah 130 / km2 dan
45 / km2. Foto spesies ini seperti terlampir pada foto judul artikel ini.
Maleo (Macrocephalon maleo)
Burung Maleo. (Foto: sandeshkadur.com)
Maleo adalah adalah
salah satu jenis burung endemik pulau Sulawesi. Burung Maleo adalah
satu-satunya anggota dari genus monotypic Macrocephalo. Mereka hanya dapat
ditemukan di dataran rendah dan hutan perbukitan di Sulawesi. Spesies ini
merupakan salah satu jenis hewan dilindungi di Indonesia menurut Peraturan
Menteri Kehutanan No 7 Tahun 1999.
Tuntong Sungai (Batagur affinis)
Tuntong sungai
merupakan salah satu spesies kura-kura akuatik Indonesia. Sebelumnya, spesies
ini dikenal sebagai Batagur baska. Namun, penelitian Praschag et al. (2009),
mengkonfirmasi bahwa kura-kura yang sebelumnya dikenal di Indonesia sebagai
Batagur baska, ternyata adalah Batagur affinis. Bahkan, Batagur affinis ini
terdiri dari dua spesies. B. affinis edwardmolli merupakan sub species yang
tersebar di timur semenanjung Malaysia. Sedangkan B. a. affinis merupakan sub
spesies yang ditemukan di pantai barat Malaysia dan Sumatera. Tuntong Sungai
merupakan salah satu spesies dilindungi menurut PP No 7 Tahun 1999.
Tuntong Sungai (Foto:
wrscomsg.wordpress.com)
Namun, Tuntong Laut,
jenis kura-kura bakau lainnya yang memiliki habitat yang sama dengan Tuntong
Sungai, belum dimasukkan ke dalam PP Nomor 7 Tahun 1999. Padahal, populasinya
juga sudah sangat terbatas di Langkat (tidak ada catatan perteluran regular di
pantai) dan Aceh Tamiang (Mistar et all, 2012). Bahkan spesies Tuntong Laut
(Batagur borneoensis), bersama spesies Tuntong Sungai, memiliki prioritas
Sangat Tinggi dalam Permenhut 57/Menhut-II/2008 tentang Arahan Strategis
Konservasi Spesies Nasional 2008-2018.
Sumber : Sumber
Tidak ada komentar:
Write komentar